Fitriani, S.Pd.I.
Manusia adalah makhluk sosial yang saling berinteraksi, saling membutuhkan, saling tolong dan butuh pertolongan antar sesamanya. Tiada manusia yang dapat hidup di dunia ini tanpa bantuan orang lain, sejak dilahirkan ke dunia hingga akhir hayat manusia.
Rasulullah S.A.W bersabda:
وَخَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
“Dan sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
(HR. Al-Qadha'i dalam Musnad Asy-Syihab No. 129, Ath-Thabrani dalam Al-Ausath No. 5787).
Dari sini Islam mengajarkan manusia untuk menebarkan kasih sayang, memperkuat ukhuwah (persaudaraan), menebarkan akhlak yang mulia dan bermanfaat untuk seluruh manusia. Sehingga apabila melihat saudara-saudara kita yang merasakan sakit sepatutnya timbullah rasa empati kita sesama manusia khususnya lagi saudara kita sesama Muslim. Dalam hal ini Rasulullah S.A.W telah berkata di dalam hadits:
عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى
Dari An-Nu'man bin Basyir dia berkata, bahwa Rasulullah S.A.W bersabda: ”Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)." (HR. Muslim No. 4685)
Saat ini Tanah Air sedang mengalami pandemi, hal ini sangat berpengaruh dengan peradaban manusia. Manusia tak leluasa berinteraksi fisik seperti dahulu, tak leluasa menampakkan senyuman di wajahnya, tak leluasa untuk saling berjabat tangan untuk bersalaman, namun pandemi bukan berarti menghalangi kita untuk memperkuat jalinan silaturahim. Memang silaturahim adalah terjalinnya hubungan atau kontak fisik antar manusia, namun bukan berarti terbatasnya kontak fisik terkikis pulalah jalinan silaturahmi kita kepada saudara-saudara kita.
Allah S.W.T berfirman:
وَالَّذِيْنَ يَصِلُوْنَ مَآ اَمَرَ اللّٰهُ بِهٖٓ اَنْ يُّوْصَلَ وَيَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ وَيَخَافُوْنَ سُوْۤءَ الْحِسَابِۗ
“Dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah perintahkan supaya dihubungkan, (yaitu iman, silaturahim dan lain sebagainya) dan mereka takut kepada Rabbnya dan takut kepada hisab yang buruk.” (QS. Ar Ra'd/13: 21)
Dari ayat di atas, Ibnu Katsir menerangkan bahwa Allah S.W.T memerintahkan kepada kita agar menjalin dan mempererat silaturahmi, berbuat baik kepada kaum kerabat dan sanak famili, juga kepada kaum fakir miskin, orang-orang yang memerlukan bantuan, dan mendermakan kebajikan. Mereka (orang-orang beriman) itu takut kepada Tuhannya.
Lalu Bagaimana Cara Menjalin Silaturahmi di Masa Pandemi?
Seperti yang telah dituliskan di atas bahwa pandemi bukan penghalang untuk menjalin silaturahmi. Kita dapat berhubungan dengan saudara atau kerabat-kerabat kita dengan alat komunikasi, Video Call, Zoom Family, berbuat baik dengan membantu kerabat-kerabat, mengirimkan makanan, membantu finansial atau bahan pokok untuk sanak saudara yang sekiranya membutuhkan.
Begitu Pentingkah Menjalin Silaturahmi?
Segala perintah Allah S.W.T dan perkataan Rasulullah S.A.W yang disampaikan adalah untuk kebaikan hamba Allah S.W.T dan umat Nabi Muhammad S.A.W, semuanya akan bernilai ibadah jika dilakukan. Dari sini ada beberapa keutamaan mempererat silaturahmi berdasarkan hadits Rasulullah S.A.W .
Tanda Hamba Allah yang Beriman
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه dari Nabi S.A.W beliau bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia menyambung tali silaturahim, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari No.6138)
Hadits ini menerangkan kepada kita bahwa diantara tanda hamba Allah yang beriman adalah memuliakan tamu (memberikan sambutan yang hangat apabila saudara atau kerabat datang, memberikan makanan atau minuman, menyambut dengan memakai pakaian yang indah dan senyuman yang menawan) dan menyambung tali silaturahmi sebagai bentuk kekuatan persaudaraan sesama Muslim.
Panjang Umur dan Lapang Rezeki
عَنْ ابْنِ شِهَابٍ قَالَ أَخْبَرَنِي أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Dari Ibnu Syihab dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku Anas bin Malik bahwa Rasulullah S.A.W bersabda: "Barangsiapa ingin dilapangkan pintu rezeki untuknya dan dipanjangkan umurnya hendaknya ia menyambung tali silaturahim." (HR. Bukhari No. 5986)
Sungguh indah setiap keadaan orang-orang Muslim lagi beriman, apa-apa yang Allah perintahkan menjadi ibadah, apabila Allah berikan kesenangan dan ia bersyukur baginya pahala dan bertambah kenikmatannya, apabila pula Allah berikan ujian dan ia bersabar maka baginya pula pahala tanpa batas.
Hadits Rasulullah S.A.W:
عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
“Sungguh menakjubkan keadaan seorang mukmin. Seluruhnya urusannya itu baik. Ini tidaklah didapat kecuali pada seorang mukmin. Jika mendapatkan kesenangan, maka ia bersyukur. Itu baik baginya. Jika mendapatkan kesusahan, maka ia bersabar. Itu pun baik baginya.” (HR. Muslim No. 2999)
Jaminan Masuk Surga
يا أيُّها النَّاسُ أفشوا السَّلامَ، وأطعِموا الطَّعامَ، وصِلوا الأرحامَ، وصلُّوا باللَّيلِ، والنَّاسُ نيامٌ، تدخلوا الجنَّةَ بسَلامٍ
“Wahai manusia, tebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali persaudaraan, shalatlah di malam hari ketika manusia terlelap tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat." (HR. Ibnu Majah)
Dari hadits ini Rasulullah S.A.W menerangkan kepada kita untuk menyambung tali silaturahim yang dengan itu dapat memberikan jalan kita ke surga.
Memperkuat silaturahim adalah tanda kita termasuk manusia yang memiliki kepedulian sosial, memiliki rasa empati kepada saudara-saudara atau kerabat kita, membentuk persaudaraan yang semakin luas, dan tentunya mengokohkan ukhuwah umat Nabi Muhammad S.A.W. Maka jalinlah terus silaturahim kita kepada sesama dengan saling bertanya kabar, saling membantu, dan saling mendoakan.
Comments