Pada tanggal 19 Februari 2020, siswa-siswi kelas 5 SD Al-amjad berkunjung ke Museum Daerah Deli Serdang, Lubuk Pakam, Sumatera Utara. Kegiatan ini dimulai pukul 08.00 dan berakhir pada pukul 13.00 WIB. Field trip ini berbeda karena ada 2 lokasi yang akan mereka kunjungi.
Lokasi pertama adalah Taman Buah Lubuk Pakam. Untuk memasuki kawasan taman buah, guru dan siswa harus registrasi ke bagian informasi. Berbekal semangat pagi, siswa antusias berkeliling area taman buah meskipun matahari memancarkan sinarnya.
Hal menarik yang pertama dilihat siswa adalah adanya wahana bermain untuk anak. Di pemberhentian pertama ini mereka langsung mencoba untuk menaiki salah satunya dan bergantian dengan teman-teman yang lain. Setelah puas bermain dan berfoto, siswa dan guru berkeliling untuk melihat pohon buah dan jajaran tanaman lain yang terlihat rapi. Sayangnya hanya pohon buah rambutan, mangga dan naga saja yang sedang berbuah. Perberhentian terakhir di taman buah adalah monumen buah yang menjadi ikon Taman Buah Lubuk Pakam, Didepan monumen yang sangat besar, siswa mulai berbaris rapi untuk difoto bersama dengan para guru.
Tidak berlama-lama di taman buah, siswa dan guru bergegas ke Masjid Al-Ikhlas yang berdiri di depan Museum. Secara bergantian anak-anak mengambil wudhu sebelum melaksanakan shalat dhuha. Setelah selesai shalat dan merapihkan perlengkapan yang dibawa, rombongan siswa bersiap- siap mengunjungi museum.
Inilah lokasi kedua yang ditunggu-tunggu. Sembari berjalan ke museum, guru mengingatkan siswa kembali akan peraturan dan hal-hal yang penting untuk diingat agar ketertiban di museum tetap terjaga.
Field trip ke museum bukanlah hal yang baru, tapi kunjungan kali ini menarik dan berbeda dari sebelumnya. Ini pertama kalinya siswa siswi SD Al-amjad berkunjung ke museum daerah Deli Serdang. Mengapa museum ini menjadi lokasi kunjungan yang dipilih? Karena berkunjung ke museum lekat hal nya dengan banyaknya referensi visual akan sejarah dan cerita- cerita di masa lalu. Pengunjung bisa menyaksikan penggalan cerita yang terjadi pada masa lampau. Tidak hanya itu, pengunjung juga diajak untuk melintasi waktu pada zaman yang berbeda-beda.
Berkunjung ke museum ini juga tidak dikenakan biaya alias gratis. Di dalam museum sangat sejuk dan nyaman sekali untuk para pengunjung. Sebelum tour dimulai, siswa berbaris untuk mendengarkan arahan dari ‘guide museum’. Perjalanan di dalam museum akan ditemani oleh ‘guide museum’ yang akan menjelaskan peninggalan sejarah daerah Sumatera Utara yang memukau. Disaat pertama memasuki area museum ada peninggalan sejarah berupa gambar, lukisan dan patung yang besar yang tersusun berdasarkan sejarah peristiwa seolah-olah kita sedang diajak berada dalam suasana cerita. Kenapa hal ini bisa sangat menarik? Karena selain nilai sejarah, siswa juga belajar nilai sosial kehidupan masyarakat dari cerita rakyat. Semakin banyak cerita yang dibagikan, semakin banyak informasi yang diperoleh pengunjung.
Selain koleksi mengenai budaya, ada juga koleksi uang lama yang disimpan disini dan ini merupakan alat tukar tranksasi yang jaman dulu digunakan saat Indonesia masih dalam kondisi berperang atau masa penjajahan. Uang lama yang terdapat di museum tidak banyak namun bentuknya unik dan beragam. Ada uang koin yang sangat kecil dengan bentuk yang khas, dan ada juga uang kertas yang sangat lebar ataupun sangat kecil. Cerita dibalik koleksi pun berbeda tentang bagaimana cara mendapatkannya.
Adapun hal yang berbeda dengan museum daerah lainnya adalah design arsitektur bangunan yang apik dan bergaya modern. Tatanan yang rapi dan elok juga dimanfaatkan para pengunjung untuk berfoto dengan koleksi- koleksi yang terdapat di museum. Tidak ketinggalan seluruh siswa ikut serta mengabadikan momen berharga bersama para guru dan beberapa pegawai museum. Pengalaman baru ini menarik minat siswa untuk kembali mengunjungi museum di lain waktu, karena selain menginspirasi, kunjungan ke museum juga menambah wawasan, fun dan bermanfaat.
Comments